Quarter
life crisis ini merupakan masa peralihan dari usia remaja kedewasa dari usia jajan tanpa beban ke usia jajan serba beban haha bercandaa… tapi ada benarnya itu kok. Ayokkk
kita mulaii..
Quarter
life crisis merupakan masa-masa dimana kita mempertnyakan banyak hal, menginginkan banyak hal, pencarian jati diri bahkan insecure dengan orng lain yang sudah
lebih dulu memperoleh kehidupan ideal seperti yang kita inginkan, sedang kita
merasa jangankan untuk mencapainya melakukan rutinitas sehari-hari saja butuh
waktu dan masih mempertanyakan apa yang sedang kita lakukan.
Quarter
life crisis ini Biasanya mulai dirasakan ketika seseorang sudah memasuki usia 20
hingga 30 tahun. bahkan tak jarang umur 30 tahun keatas masih merasakan yang
namanya pencarian jati diri ini. Hal ini terjadi karena banyaknya tuntutan
perkembangan pada kita oleh lingkungan seperti memperoleh pekerjaan yang ideal, atau karirr dan
relasi yang baik, matang dalam hal menejemen emosi, dituntut untuk mandiri dan
lain sebagainya. Apalagi diera digital
seperti saat ini social media contohnya. social media ini sangat punya peranan
penting dalam menimbulkan tuntutan juga timbulnya insecurity yang kita rasakan karenaaaaa kita dan lingkungan bnyak menyaksikan kesuksesan orang lain yang dipertontonkan di media social dan media massa lainnya. Hal tersebut semakin
meningkatkan kecemasan kita, meningkatkan pertanyaan kita akan kehidupan ideal
menurut kacamata kita sendiri.
Quarter
life krisis ini mungkin judul yang tepat untukku saat ini. Yahh fase dimana
meminta uang jajan pada orang tua sudah tidak sepraktis dulu se awal masih
menjadi Mahasiswa baru, rasanya jauh berbeda serasa berat dan beban mau minta
jajan malu tidak minta jajan lapar hahah.. karna belum ada pengghasilan sendiri. hahah
Setelah
resmi menyandang gelar profesi jujur Ada rasa khawaaatir setelahnya, knp? ada rasa
takut untuk mengahadapi dunia kerja, dunia non teori, dunia serba aksi dan
tindakan. Saya cemas dan belum punya banyangan akan dunia kerja tim dilapangan
yang sebenarnya seperti apa, apakah sama dengan kerja tim semasa magang di rs
dan puskesmas kemarin sewaktu kuliah? Saya pikir sepertinya tidak akan sesederhana itu.
Yah
kita tahu bersama diwisudah bukan sebuah garis finish melainkan sebuah garis start baru menuju kehidupan sesungguhnya. Secara teori dan materi saya telah
berhak mendapatkan selembar kertas yang bercantumkan nama lengkap beserta gelar
kedua, tetapi apakah secara tindakan dan analisa pemecahan masalah yang logis
saya cukup? Bahkan baik dan dapat diandalkan? Ini masih menjadi polemic
dikepalaku.
Yah saya tau betul keresahan ini bukan hanya saya yang dihantuinya tetapi banyak orang. Yah seperti kataku diawal masa-masa ini adalah masa peralihan usia. Kata salah satu sumber yang saya baca Quarter Life Crirs ini justru punya manfaat yang baik untuk lebih mengenal diri jauh lebih dalam. Jadi it's okay..
Untuk kita semua yang punya keresahan yang sama, keresahan yang kita rasakan tak akan pernah ada ujungnya jika hanya duduk diam, banyak takutnya.. Ayoklahh diriku dan kita semua mencoba lebih banyak hal baru lagi, asah skill dan keterampilan. Seperti kata Buya Hamka yang kata2nya kurang lebih seperti ini "Jika kita mencoba, ada dua hasilnya gagal dan berhasil tetapi jika kita tidak melakukannya hasilnya hanya satu yaitu gagal". Salam semangatt
Oh
iya satu lagi, “otak” adalah sebuah organ besar didalam rongga tengkorak yang
salah satu tugasnya memikirkan banyak hal, memang menimbang banyak hal, hingga
kita sebagai pemilik kadang ketakutan akannya, akan pikirian-pikiran kita
sendiri padahal realita tak sejahat itu. Iya melebih-lebihkannya agar pemilik
tak lengah dan tetap waspada akan bahaya yang bisa saja terjadi kapan dan
dimanapun.
Terimakasih
telah berkunjung, sampai ketemu diminggu depan.
Fb
:Yita Lamanto
Ig
: Yitalamanto