Saya kemudian tertarik membahas topic ini
karena saya baru saja menyelesaikan salah satu serial drama korea dan
menghabiskan waktu kurang lebih 25 jam untuk 21 episode dan saya ingin 25 jam
itu tidak hanya berlalu begitu saja namun berjejak dilini massa saya dan saya
berinisiatif untuk membuat tulisan tentang drama korea dan sinetron Indonesia
menurut kaca mata saya sendiri.
Saya
adalah si penyuka film ataupun drama bergenre apapun dan dari Negara
manapun hehe. Disepanjang perjalanan saya menonton film atau pun drama, drama korealah
yang paling sering saya tonton. Kenapa? Menurut saya drama korea selain salah
satu sumber edukasi dan informative mau genre apapun selalu punya tahap
penyelesaian masalah yang kompleks, masalah atau konflik yang dihadirkan pun selalu
tak biasa yang membuat penonton bersemangat dan semakin penasaran dengan
episode selajutnya, judulnya selalu nyambung dengan isi ceritanya, pemeran
utama yang tak selalu tak berdaya, menangis dan berdoa tapi melakukan
perlawanan, berusaha. selain itu cerita dalam drama korea selalu dikemas
dengan sangat kreatif misalnya sejarah tentang kekaisaran yang kemudian
dibungkus dengan politik atau mungkin tentang star Up (perusahaan rintisan) dan lain sebagainya. Intinya drama koreaa punya beragam tema cerita. I like it dan bahkan saya punya
daftar drama korea yang wajib ditonton. Hahaha
Lain cerita dengan drama Indonesia atau
sinetron Indonesia yang menurut saya
pribadi kebanyakan sinetron Indonesia punya cerita yang berbelit-belit dan mau
genre apapun ceritanya begitu-begitu saja dan tentang itu-itu saja, tahap
penyelesaian masalah yang kurang jelas, penyampaian tujuan atau pesanya sangat kurang
tersampaikan, lebih mementingkan reting jadi kadang sinetron Indonesia itu
apabila diakhir atau tengah penayangan kemudian booming dan naik retingnya maka
akan diperpanjang episodenya diberikan bumbu cerita yang menurut saya kadang tidak
nyambung dengan tujuan sebelumnya, kemudian episodenya yang hingga ribuan dan tidak
ada edukasi asal-asalan membuat penonton yang bodoh semakin bodoh-_- yah karena
kebanyakan mau profesi dokter, pengacara, pengusaha, anak sekolahan tetap
urusannya seputaran “cinta-cintaan” atau “harta-hartaan” hehe dan hal-hal
tersebut diatas yang mungkin akan membuat sinetron Indonesia diabaikan bahkan
ditinggalkan oleh orang-orang yang mengerti atau paham tentang edukasi dan
beralih ke konten luar negeri yang mungkin lebih bermanfaat.
Bukannya tidak suka produk dalam negeri tapi
menurut saya untuk produksi indutri hiburan agar lebih kreatif lagi dalam
menanyangkan sinerton yang tentunya penuh edukasi dan informative tidak
mementingkan reting atau tidak mementingkan pemeran yang untung tampang atau
untung viral tapi yang benar-benar punya nilai saat berakting ciehh hahha iya
harus berani keluar dari zona nyaman, berani melangkah lebih lagi tak perduli
sebesar apa pengeluaran yang demi subuah TOTALITAS.
Terimakasih telah berkunjung, sampai ketemu
diminggu depan.
Fb :Yita Lamanto
Ig : Yita_Lamanto
No comments:
Post a Comment