Wednesday, July 28, 2021

Eps. 13 Sampah dan Dampaknya

Ketika ingin serius melanjutkan tulisan ini saya diharuskan untuk mensearching banyak artikel seputaran tentang sampah. Awalnya saya mengira bahwa permasalahan sampah hanya banyak berdampak pada ekosistem laut, ternyata hal tersebut hanya salah satu bagian dari dampak yang ditimbulkan oleh sampah yang kita hasilkan. Persoalan sampah yang kita anggap biasa ternyata dapat membunuh ribuan mahluk hidup tak terkecuali manusia. Menyeramkan bukan?

Menurut data dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada februari 2019, mengatakan bahwa saat ini Indonesia menghasilkan sedikitnya 64 juta ton sampah setiap tahunnya. Berdasarkan data tersebut 60% sampah berakhir di TPA, 10% sampah didaur ulang sedangkan 30% mencemari lingkungan. Ditahun 2010 juga Indonesia menjadi Negara kedua penyumbang sampah plastic terbesar dilautan dunia setelah china Saya terdiam sejenak ketika membaca angka dari data-data tersebut betapa banyaknya timbunan sampah yang kita hasilkan setiap tahunnya. Kemudian berdasarkan sumber timbunan sampah pada tahun 2018, sampah rumah tangga menjadi penyumbang terbesar yaitu 62% diikuti dengan pasar-pasar tradisional sebesar 13% pusat-pusat perniagaan 7%, kantor-kantor sebanyak 5% dan sisanya berasal dari lain-lain.

Sampah terdiri dari 2 jenis sampah anorganik dan sampah organic. Anorganik sendiri merupakan jenis sampah yang tidak mudah terurai atau tahan lama seperti : plastic, logam, kaca, karet atau kalengan yang membutuhkan jutaan hingga ratusan tahun lamanya untuk terutai. Sampah Organic sendiri merupakan sampah yang berasal dari mahluk hidup seperti tumbuhan maupun hewan, sifat sampah organic ini mudah terurai atau tidak tahan lama.  Ternyata ada banyak aspek yang dirugikan oleh timbunan sampah terutama sampah plastic  yang kita hasilkan seperti : dampak terhadap kesehatan, lingkungan hingga ekonomi. 

1.      Dampak sampah pada rana kesehatan

Ada banyak jalan untuk masuknya bahan kimia dalam plastic kedalam tubuh kita seperti :

a.       Penggunaan kantong plastic terutama kresek berwarna hitam yang digunakan untuk membungkus makanan terutama makanan panas. Menurut seorang ahli kimia zat pewarna pada plastic apabila terpapar suhu panas zat tersebut dapat terurai menjadi degradasi radikal yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit.

b.      Penggunaan Styrofoam. Styrofoam termasuk didalam jenis plastic atau polimer bahan ini memiki kandungan seperti stirena, benzene dan formalin yang diketahui dapat memberikan dampak negative pada kesehatan.

c.       Ikan dimeja makan kita. Haa??

Jadi seperti ini prosesnya,  Partikel dari sampah plastik yang berakhir dilaut akan menjadi makanan untuk ikan kecil dilaut, ikan kecil tersebut merupakan makanan bagi ikan yang berukuran sedikit lebih besar begitu seterusnya yang kemudian berakhir dimeja makan kita.

Kemudian menurut penelitian menyebutkan bahwa terdapat bahan kimia pada plastic yang berhubungnan dengan kesehatan manusia salah satunya, yaitu BPA (bisphenol-A). Bahan kimia pada plastic ini kerap ditemukan dalam darah ataupun pada jaringan tubuh dari hampir semua mahluk hidup. Adapun manusia yang terpapar oleh bahan kimia plastic BPA (bisphenol-A) tersebut beresiko lebih besar meningkatnya kadar prostat, penurunan produksi hormone testosterone dan meningkatnya pengidap kanker terutama kanker payudara.

2.      Dampak sampah dalam rana ekonomi

    Tumpukan sampah disekitar pekarangan masyarakat yang lama kelamaan menggunung dan kemudian menjadi penyebab terbesar tersebumbatnya aliran sungai ataupun selokan kecil disekitaran rumah maupun jalanan. Yang kemudian menjadi salah satu penyebab terjadinya BANJIR. Banjir yang berkelanjutan hingga menimbulkan kerugian material seperti rusaknya perkebunan yang merupakan salah satu sumber pendapatan dari para petani, sawah-sawah hingga rumah-rumah masyarakat. Hal tersebut tentunya memberikan dampak kerugian pada sector ekonomi. jika kita melihat lebih jauh selain curah hujan yang lebat tersumbatnya aliran sungai hingga selokan kecil di pekarangan rumah pun ikut serta menjadi penyebab terjadinya banjir. Dapat diketahui betapa pentingnya untuk membuang sampah pada tempatnya dan yang tidak kalah pentingnya adalah hidup dengan minim sampah.

3.      Dampak sampah dalam rana lingkungan

        Dimulai dari kebiasan kita membuang sampah disembarang tempat yang kemudian menumpuk entah itu diselokan, jalananan atau bahkan disungai-sungai yang merupakan sumber air minum oleh beberapa kalangan masyarakat ditambah dengan limbah-limbah pabrik dan polusi yang disebabkan oleh pembakaran-pembakaran sampah. Selain penurunan kualitas lingkungan oleh bau busuk yang dihasilkan Hal tersebut juga dapat menyebabkan menurunnya kualitas udara akibat kandungan korbon monoksida (CO), formaldehida (formalin) dll yang dapat menyebabkan berbagai gangguan infeksi saluran pernafasan. Yang tidak kala fatalnya sampah yang berakhir dilaut. Menurut para peneliti dari Environment Agency Austria dan Medical University of Vienna, setengah dari total plastic yang ada saat ini, berasal dari abad ke-21. Namun sayangnya hanya 20% sampah plastic yang didaur ulang. Pada akhirnya, sekitar 10 miliar ton plastic di bumi berakhir di lautan setiap tahunnya. Benar-benar fakta yang mengejutkan bukan hanya itu menurut riset pula pada tahun 2050 rerata spesies laut di bumi akan mengonsumsi plastic. Ini seharusnya menjadi kekhawatiran yang amat sangat untuk kita semua terhadap keberlangsungan hidup spesies laut dan anak cucu kita di masa depan.

Jadi sepatutnya kita sebagai masyarakat untuk lebih mengenali dan memperhatikan dampak dari sampah yang kita hasilkan. Disini saya bukan hanya ingin memberikan informasi terkait dampak yang ditimbulkan akibat konsumsi sampah kita sendiri, namun saya ingin memberikan sedikit solusi dari sampah yang kita hasilkan yaitu dengan memulai hidup minim sampah untuk penjelasan lanjut terkait solusi konsumerisme ada di blog eps. 2 tentang “SENI HIDUP MINIMALIS”.

Terimakasih telah berkunjung, sampai ketemu diminggu depan.

Fb :Yita Lamanto

Ig : YitaLamanto

No comments:

Post a Comment