Empat
tahun lalu, saya dan seorang teman pria sedang ke-RS menjenguk sanak saudara
sekampung yang sedang terbaring sakit disalah satu RS dikota Makassar, sepulangnya
kami dari RS tersebut, dia mengajaku singgah disebuah toko buku islam. Saya
yang gemar membaca langsung berkeliling dirak-rak buku yang tersedia, berharap
menemukan buku yang menarik perhatian. Ternyata benar setelah menjelajahi beberapa
rak dibagian depan saya kemudian terhenti pada rak no 3 kedua dari bawah. Saya
tertarik dengan judul buku yang saya ambil “DIALOG MASALAH KETUHANAN YESUS” itu
judul bukunya. Kenapa ambil buku itu? Saya hanya mau membacanya.
Ohyah disini
saya tidak ingin bercerita apalagi berkomentar banyak tentang isi buku ini,
tujuanku membeli buku kala itu untuk memuaskan rasa penasaranku tentang
pertanyaan yang bersarang dikepala tentang Tuhan dan kebenarannya.
Satu,
dua tiga tahun berlalu saya tidak juga membuka apalagi membaca buku tersebut. Suatu
hari saya sedang menatah kembali rak buku kecil yang sudah kelebihan muatan,
saya sedang membersihkan satu persatu buku untuk disusun kembali dan berjumpa
dengan buku yang kubeli 4 tahun lalu dengan judul yang sama “DIALOG MASALAH
KETUHANAN YESUS” saya lama memandangi sampul buku juga membaca sekilas daftar
isinya dan langsung menutupnya kembali.
Masih
ditahun yang sama saya berkenalan dengan beberapa orang disuatu komunitas yang
mungkin tak akan kulupa, tentang beberapa orang yang cerdas, beberapa orang
yang berwawasan luas , tentang sircel yang membuka pandangan baru. Disana saya
semakin membuka diri, membuka pikiran, mendobrak hal-hal tabu dan menjadi penyesuai
yang baik. Mereka dengan berbagai jenis keyakninan yang berbeda-beda bermain
disatu tempat yang sama. Ternyata seiring berjalannya waktu saya telah
menyadari satu hal bahwa Tuhan dan kebenarannya memang tidak perlu
diperdebatkan.
Saya
meyakini satu hal tentang kepercayaan pada Tuhan. Bahwa semua manusia punya
satu tuhan yang sama yang menciptakan juga mengendalikan semua hal dibumi dan
semesta. kemudian lahirnya sebuah “agama” yang merupakan sebuah system yang
mengatur kepercayaan juga tatacara dan kaidah peribadatan yang berlandaskan
budaya dan tatanan kehidupan manusia. Setiap agama memiliki tata cara juga
kaidah peribadatan yang berbeda- beda yang berlandaskan budaya dan tatanan
kehidupan manusia yang mengimaninya. Semua agama mengajarkan kebaikan dan hal
yang menguntungkan penganutnya. Jadi hal apa yang membuat kita berdebat tentang
agama siapa yang paling benar? Sedang
kita punya aturan dan kaidahnya masing-masing.
Namun
faktanya Masih banyak diantara kita bahkan masyarakat diluar sana yang tak
pernah puas untuk menyampaikan bahwa agamanyalah yang paling benar hingga tak
sedikit konflik yang terjadi akibat memperdebatkan tentang “agama” siapa yang
paling benar. Hal tersebut sangat disayangkan kita terlalu banyak berdebat akan
sesuatu yang tak seharusnya diperdebatkan hingga lupa akan hal-hal penting
dikehidupan kita. Yapp menurutku Perilaku menganggap salah sebuah keyakinan
seseorang adalah perilaku yang salah dan keliru dan pastinya tidak seorangpun
berhak menghakimi keyakianan orang lain dari segi manapun. Keyakinan yang kita
anut adalah murni urusan penganutnya.
Terimakasih
telah berkunjung, sampai ketemu diminggu depan.
Fb
:Yita Lamanto
Ig
: Yitalamanto
Wetz, jadi penulisko sekarang. Keren.
ReplyDelete